Sore

Sore

BAIT I
Sehari sebelum kau datang
Ada sebuah bias dalam mimpi yang hadir
Bak membawa pesan untuku
Berisi catatan bait tentang dirimu
Yang terbit dari ufuk barat
Kemudian hilang dalam ufuk timur
Dalam sebuah pesan
Kau bercerita kita akan saling mengenal
Awal bermula dari jabat tangan
Lalu membekas hingga tak ingin lepas
Entah kenapa aku hanya bisa percaya
Pada sebuah wujud yang belum pernah ada
Malam.

BAIT II
Sehari setelah kau datang
Untuk waktu yang melimpahkan dalam ketidakpercayaan
Dan semua yang ada kau ucapkan
Kau mengubah segala cara dan sudutku dalam memandang
Meberi kesan yang terlukis dalam
Aku tau, kau tak akan selamanya ada
Begitupun halnya dengan sakit dan bahagia
Tapi aku cukup untuk sudah melihatmu
Dan aku mulai terbawa oleh arus milikmu
Percaya pada khayalmu
Dan malu dalam sipuanmu
Mengenalmu, bak negeri dongeng
Kau tulis dan beriku berbagai diksi kata
Yang tersusun rapi dengan penuh nada
Tulisan dan senyummu selalu menjadi Satu
Meninggalkan bekas yang tak bisa dijelma 
Pagi. 

BAIT III
Sewindu setelah kau ada
Aku tak bisa lepas dari langkahmu
Selalu mengutip setiap hadirmu
Agar aku bisa bersanding sejalan denganmu
Mawar yang setiap saat kau letakan dimeja
Selalu berhias menjadi pendamping dalam lelapku
Kau berwujud putri
Lalu menjelma terik
Kemudian bersinar merdu
Bagaimana mungkin aku tak jatuh dalam pelukmu
Lesungmu yang selalu merona
Dan ciri bahasa yang selalu kudengar
Tak pernah berbicara tentang buruknya dunia
Kau selalu bercerita untukku
Lalu bagaimana aku tak jatuh mendengarmu
Memainkan alunan kata dengan baitnya
Meberi rasa rindu dan sendu yang menjadi satu
Terik.

BAIT IV
Seperempat abad kau menemani
Gejolak banyak hadir dalam wujudku
Menggoyah semua peraduan yang telah kita bangun
Mencoba merobohkan sedikit tembok yang telah kita bentuk
Menghujam alas suci yang pernah menjadi ikrar
Namun, sedikit pun tidak aku ragu
Sebaliknya justru, aku lebih ingin selalu bersamamu
Lebih banyak lagi menyaksikan bintang saling beradu
Pohon tumbang saling bertemu
Hingga semut dan gelato yang saling menyatu
Aku ingin habiskan semua waktu
Bersama haluan yang telah aku pilih
Menetap menjadi kompas angin dalam hidupku
Siang.

BAIT V
Setelah setengah abad kau bersamaku
Aku bergeming menitikan ribuan kenangan
Jalan rintang yang tak berhenti kita lalui
Hingga pelabuhan dan dermaga yang banyak kita singgahi
Aku tak pernah lelah atau bahkan menyumpahinya
Bersemayam disebelahmu merupakan wujud peraduan terindah 
Bisa menuntun dan menggenggammu
Merupakan lukisan semesta paling indah yang aku miliki
Aku tahu, langkah kita tak mungkin akan selalu sejalan
Selalu beriringan menghadap ketimur yang sama
Tapi tak ada lagi arah mata angin yang ingin aku tuju
Selain berada disebalah teduhmu
Sungguh sedikit pun tidak pernah aku sesalkan sesuatu
Kini aku seperti hilang arah dalam melangkah
Tak tau mata angin dalam melihat
Tak lagi bisa tampak dengan iringmu seperti dahulu
Namun setiap siang pergi
Dan sinar mulai merunduk diperaduanya
Aku seperti melihat sosokmu dalam penuh bayang
Menjelma, dengan lukisan begitu indah
Sore.

Komentar

Postingan Populer