Delimaku Delima Kami

Delimaku Delima kami

Senja mentarinya turun...
Mendekap mencumbu mesra
Langitnya berkata merdu dalam diam
Dentingan meriam fana menyahut pagi
Lambung-lambung padiku memburu irama 
Gerobak kuda besi berlalu hilir mudiknya
Jiwa-jiwa mati yang terikat bangkit dari semestanya
Sepi sunyi redam gambaran kedamaian semesta di pundaku...

Ini negeriku purnama...
Budaya dikata delima dari sudut timur lentang hingga barat
Mengarungi derasnya eksotisme negeri ini
Mencurahkan kedamaian nurani penduduk dewanya
Bergeming dalam balutan keindahan semesta
Memporak-porandakan segala kekejian nafsu...

Disini aku berpahat pijak...
Menemukan keutuhan nurani dalam sepi...
Pintasnya,..

Aku kami melebur diri dalam saripati
Bernama kecintaan dalam dewa
Delimaku delima kami...
bertumpu dalam satu disebutnya Bhineka
Melebur menjadi saripati yang mempersatukan arah
Serta sudut pandang yang kala dahulu punah berdarah..

Keindahannya dalam balutan budaya...
Mengawali Sudut timurnya datang dengan adat kepapuaan 
Sahut Sudut baratnya menjelma dalam minang kabaunya
Menyahut kembali Sudut tengah tersohor para je-jawaanya
Kemudian segala halnya melebur..
Menjadi kecintaan aku kami terhadap negeri dewa ini
Yang terlebih masih menumpuk keindahanya
Lantang tetapi tak tersebutkan...

Delimaku, delima kami...
Indah dalam wujud negeri dewa ini
Menjahit jurang dalam kesenduan
Membengkokan segala rintang arah
Sebagai wujud penghalang dari lambang pemersatu
Kemajemukan yang beragam dipandang lantang
Keseragaman yang dipilukan nestapa...

Delimaku, delima kami diufuk fajar bumi...
Aku berikrar sumpah serapah bersama kami
Bersiap terusik mengusik kedamainan lentera alam
Jika terancam mati dalam hening damai ini
Aku kami menentang kematian!!!
Mencintai darah daging negeri ini!!!

Delimaku delima kami...
Permadani bentuk semestanya
Aku mendekap erat garis garda terdepan 
Mengukuhkan kedamaian...
Aku bersama kami berikrar sumpah serapah
Menjaga, mencintai keutuhan budaya negeri para dewa ini

Aku bertumpuk kami...
Menghalau segala kaca pisau perpecahan 
Mendekap darah bersama ikatan bendera
Mengukuhkan delimaku budaya kami...
Kuteguhkan tekat bersama kami!!!
Menyelam dalam dilubuk peraduan
Tanpa henti..
Tertanam..
Terbidik..
Mengaliri seluruh nadi darah ini...

Hingga aku kami menjawab...
Hingga tidak bersama nafas kami lagi
Hingga detak raga terkubur
Hingga cemara berkedip riuh
Hinggapun lantunan keagungan mencekal aku kami
Aku kami dalam sumpah serapah hingga akhir....

Komentar

Postingan Populer