Negeri Semesta
Negeri Semesta
Dikata
Tak seindah serdadu arah timur
Bercokol dalam kejenuhan hitam
Bertitik diam tanpa arah pusaran
Tanpa sedikit ada semesta datang bersemayam
Yang semestinya
Turun hujan dengan pelanginya
Dicaci
Tak mengerti arah sebuah sudutnya
Yang lubuknya bahkan tak tentu arah
Jilid berikutnya sebuah ketidaksinambungan ayat
Yang berbelit memutar arah peraduan
Yang semestinya
Indah merdu seperti Jalaludin Rumi.
Menghinakan
Inilah dikata keniscayaan
Inilah dikata keangkuhan jiwa mati
Inilah lembayung nestapa
Dan inilah wujud tenda zamannya
Namun tetapi
Adakah rumah yang lebih terarah?
Adakah angkasa sejuta pelangi ini?
Adakah sudut semesta yang tak terjamah?
Adakah yang terkenang selama hayat?
Adakah yang tersimpan dalam kalbu?
Akui saja
Ini negeri masyhur permai dalam semesta
Akui saja
Ini sejuta keabadian dalam damai
Akui saja
Ini penyebutan dari negeri para dewa
Akui saja
Ini tanah negeri wujud surganya
Akui saja
Wahai pencaci dalam hina
Sungguh ini kata dari layak huninya
Akui saja
Ini semesta kampung dan rumahku
Serta Milikmu.
Komentar
Posting Komentar