Sore, malam dan semesta I
Sore, malam dan semesta I
Tepat tengah malam tadi
Saat langit tak lagi berawan
Saat dinding milik kota telah padam
Saat peluk ayam telah terlelap dalam singkap
Aku bergumam
Sedikit terpatah patah
Kaku bahkan tak bergerak dengan mata
Aku beranikan memetik beberapa kata pujangga
Yang berisi diksi mawar Dan harum dari zaitun
Aku menyampaikan apa yang telah ku pendam dalam
Beribu kisah yang kusimpan rapi dalam memori buku
Dan sejuta kawat kain tak bertuan yang ku letak dengan teduh
Aku sampaikan, semestaku berpadu untuk siapa
Sosok lukisan kata yang selalu kusisipkan
Dalam tajuk pemeran utama disetiap bait yang ku puisikan.
Hai sore, setelah sekian purnama yang ada berlalu
Dan berkali kali berganti awan
Akhirnya telah aku tunjukan diri
Bertekuk lutut di hadapmu
Mengucap beberapa rindu yang telah lusinan tahun tersimpan
Sungguh, itu putaran yang sangat rumit
Tetap menyimpan namamu dalam sebuah kata diksi
Tetap jatu hati kepadamu dalam setiap langkah kaki
Aku memberanikan diri
Bersenandung di hadapmu
Memujamu dengan larutnya waktu bukanlah hal yang mudah
Namun, jauh tidak mudah lagi jika ku kubur nama indah milikmu.
Sore, maaf jika itu nanti akan mengusikmu
Maaf jika nanti kau akan berubah lirik padaku
Karna cukup satu yang kau tau
Kau tetap sore yang ada diufuk selatan dan selalu kupuja.
Komentar
Posting Komentar