Layar putih

Bukan barang tentu permata yang dicari adalah ujian

Lalu yang didapat adalah hampa

Bukan belati bila tak pernah melukai

Meskipun tusuknya menyentuh badan yang tak bertuan

Kau tentu sosok yang selalu aku agung agungkan dalam setiap perjalanan

Namun kau jua yang perlahan memberiku racun untuk segera terlelap dalam

Setiap hilir mudiknya aku memberi doa yang tak pernah terbantahkan, apakah kau mau sedikit menengok jendela milikku?

Aku tentu akan patuh pada setiap sabda yang selalu kau kukuhkan

Tapi aku bukan layar uji coba milikmu yang dapat selalu kau atur arah haluannya

Aku sungguh ingin berteriak menjelaskan semua prakata yang telah terususun rapi

Namun di hadapmu aku lemah dan kembali patuh dengan tertunduk

Aku menyerah.


Komentar

Postingan Populer